Berikut adalah saham dengan dividen yield tertinggi kuartal 4 tahun 2025 di Indonesia versi komentarku :
5. BMRI
PT Bank Mandiri Tbk dengan TTM dividen sebesar Rp 466 dan harga saham Rp 4.470 maka dividen yieldnya adalah 10.4%. Pembayaran dividen berkelanjutan 20 kali.
4. PGAS
PT Perusahaan Gas Negara Tbk dengan TTM dividen sebesar Rp 182 dan harga saham Rp 1.700 maka dividen yieldnya adalah 10.7%. Pembayaran dividen berkelanjutan 4 kali.
3. PTBA
PT Bukit Asam Tbk dengan TTM dividen sebesar Rp 332 dan harga saham Rp 2.340 maka dividen yieldnya adalah 14.2%. Pembayaran dividen berkelanjutan 20 kali.
2. ITMG
PT Indo Tambangraya Megah Tbk dengan TTM dividen sebesar Rp 3.473 dan harga saham Rp 22.725 maka dividen yieldnya adalah 15.28%. Pembayaran dividen berkelanjutan 18 kali.
1. ADRO
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk dengan TTM Dividen sebesar Rp 273 dan harga saham Rp 1.785 maka besaran dividen yield nya adalah 15.29%. Pembayaran dividen berkelanjutan 17 kali.
Industri perbankan secara umum menghadapi pertumbuhan dana dan kredit yang terbatas. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) industri tercatat sebesar 3,8% YoY pada Mei 2025, sementara penyaluran kredit tumbuh 8,1% YoY.
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) industri yang cukup tinggi di level 90,3% menjadi salah satu faktor yang membatasi laju pertumbuhan kredit. Di sisi profitabilitas, margin bunga bersih (NIM) industri sedikit menurun ke 4,6% pada April 2025, namun Rasio Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Pengembalian Ekuitas (ROE) tetap tangguh, masing-masing di level 2,2% dan 14,8%.
Kinerja Keuangan BCA Semester 1 tahun 2025
BCA berhasil mencatatkan kinerja yang solid diparuh pertama tahun 2025 dengan laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasi mencapai Rp29 triliun, meningkat 8,0% YoY dari Rp26,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan operasional sebesar 7,8% YoY menjadi Rp56,2 triliun, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp 42,5 triliun (naik 7,0% YoY) dan pendapatan non-bunga sebesar Rp13,7 triliun (naik 10,6% YoY).
Komparasi : kalau dibandingkan periode yang sama tahun 2024 pertumbuhan laba BCA melambat karena pada paruh pertama 2024 laba BBCA tumbuh 11,1%. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh tekanan pada margin bunga dan pertumbuhan pendapatan yang lebih terukur.
Beberapa rasio keuangan utama (hanya bank) menunjukkan efisiensi dan profitabilitas yang terjaga:
Net Interest Margin (NIM): Stabil di level 5,8%.
Return on Assets (ROA): Meningkat menjadi 4,1% dari 3,8%.
Return on Equity (ROE): Sedikit naik menjadi 25,2% dari 24,8%.
Cost to Income Ratio (CIR): Membaik menjadi 29,1% dari 30,5%.
Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga
Total penyaluran kredit BCA secara konsolidasi tumbuh 12,9% YoY mencapai Rp959 triliun per Juni 2025. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh segmen bisnis. Berikut rinciannya:
Kredit Korporasi: Naik 16,1% YoY menjadi Rp451,8 triliun.
Kredit Komersial: Tumbuh 12,6% YoY menjadi Rp143,6 triliun.
Kredit UKM: Meningkat 11,1% YoY menjadi Rp127,0 triliun.
Kredit Konsumer: Tumbuh 7,6% YoY menjadi Rp226,4 triliun , dengan KPR naik 8,4% YoY.
Funding
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 5,7% YoY menjadi Rp1.190 triliun. Komposisi dana murah (CASA) tetap dominan, tumbuh 7,3% YoY menjadi Rp982 triliun dan menyumbang 82,5% dari total DPK per Juni 2025. Pertumbuhan CASA ini melampaui rata-rata industri yang berada diangka 4,8%.
Transformasi Digital dan Inovasi
BCA terus memperkuat ekosistem digitalnya. Volume transaksi melalui mobile dan internet banking tumbuh 19% YoY pada 1H25. Aplikasi myBCA, yang diluncurkan sejak 2021, mengalami peningkatan jumlah pengguna lebih dari dua kali lipat secara tahunan.
BCA juga terus memperkaya fitur di myBCA, seperti Forex Pockets, Cross-border QR, dan akses ke portofolio BCA Sekuritas untuk meningkatkan pengalaman nasabah. Di segmen bisnis, BCA meluncurkan myBCA Bisnis sebagai platform perbankan bisnis generasi baru.
Keuangan Berkelanjutan dan ESG
BCA menunjukkan komitmen kuat pada praktik berkelanjutan. Portofolio pembiayaan berkelanjutan tumbuh 21,1% YoY mencapai Rp240 triliun, atau setara dengan 24,9% dari total portofolio pinjaman bank per Juni 2025. Inisiatif ini mencakup pembiayaan kendaraan listrik (EV) yang tumbuh 118% YoY,
Sustainability Linked Loan, dan investasi pada obligasi korporasi hijau. Selain itu, BCA aktif mendukung UMKM melalui berbagai program, termasuk Bangga Lokal yang telah membina lebih dari 1.400 UMKM.
Kesimpulan: Resiliensi Melalui Kehati-hatian
Kinerja BCA pada H1 2025 adalah sebuah contoh utama dari praktik perbankan yang pruden dalam lingkungan yang sulit. Moderasi dalam pertumbuhan bukanlah tanda kelemahan, melainkan cerminan dari strategi yang disengaja dan sadar akan risiko.
Kekuatan inti bank—waralaba pendanaan, kualitas aset, dan efisiensi operasional—menyediakan benteng pertahanan yang tangguh. Kekuatan ini seharusnya memungkinkan BCA untuk terus memberikan hasil yang solid, meskipun tidak spektakuler, dalam menghadapi periode yang menantang di masa depan.