Minggu, 28 September 2025

Kinerja Keuangan Bank BRI Kuartal II Tahun 2025

Ilustasi Gedung BBRI



Secara keseluruhan, BBRI menunjukkan pertumbuhan pada aset, pinjaman, dan dana pihak ketiga. Namun, laba bersih mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan biaya provisi (pencadangan) dan biaya operasional.



  • Laba Bersih: Laba bersih konsolidasi turun 11,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 26,5 triliun.

  • Total Aset: Aset tumbuh sebesar 6,5% YoY mencapai Rp 2.106,4 triliun.

  • Pinjaman & Pembiayaan: Total pinjaman yang disalurkan naik 6,0% YoY menjadi Rp 1.416,6 triliun.

  • Dana Pihak Ketiga (DPK): DPK meningkat 6,7% YoY menjadi Rp 1.482,1 triliun, didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 10,6% YoY.

  • Pendapatan Operasional (PPOP): Laba Operasional Sebelum Provisi naik tipis 2,2% YoY menjadi Rp 58,3 triliun.

  • Rasio Kunci:

    • Net Interest Margin (NIM): Sedikit terkoreksi menjadi 7,8%.

    • Return on Equity (ROE): Turun menjadi 16,6% dari 19,2% di periode yang sama tahun sebelumnya.

    • Capital Adequacy Ratio (CAR): Tetap kuat di level 25,0%.


Income Statement BBRI Q2 2025

Kualitas Aset

Kualitas aset menjadi tantangan utama, terutama pada segmen mikro, yang menyebabkan peningkatan biaya kredit (Cost of Credit).

  • Non-Performing Loan (NPL) Gross: Rasio NPL konsolidasi stabil di angka 3,04%. Namun, NPL di segmen Mikro mengalami kenaikan menjadi 3,86%.

  • Loan at Risk (LAR): Rasio LAR (termasuk pinjaman restrukturisasi) menunjukkan perbaikan, turun menjadi 10,80%.

  • NPL Coverage: Rasio pencadangan terhadap NPL tetap sangat tinggi, yaitu sebesar 188,84%, menunjukkan langkah antisipatif yang kuat.

  • Biaya Provisi: Beban provisi (pencadangan kerugian kredit) meningkat signifikan sebesar 25,8% YoY menjadi Rp 23,3 triliun.


Kinerja Segmen Bisnis

Pertumbuhan pinjaman didominasi oleh segmen korporasi dan konsumer, sementara segmen mikro menunjukkan perlambatan. Kinerja anak perusahaan, khususnya Pegadaian, menjadi penopang utama.

  • Pertumbuhan Pinjaman per Segmen (YoY):

    • Korporasi: Tumbuh paling tinggi sebesar 15,6%.

    • Konsumer: Naik 9,4%.

    • SME (UMKM): Tumbuh 2,0%.

    • Mikro: Tumbuh 1,6%.

  • Ekosistem Ultra Mikro (UMi): Total pinjaman di ekosistem UMi (BRI, Pegadaian, PNM) mencapai Rp 631,9 triliun, tumbuh 1,5% YoY. Pertumbuhan ini didorong oleh Pegadaian (+31,8% YoY) dan PNM (+2,9% YoY), sementara pinjaman Mikro BRI sendiri turun 3,3%.

  • Kinerja Digital:

    • BRImo: Pengguna aktif bulanan naik 24,0% YoY menjadi 19,3 juta. Nilai transaksi juga tumbuh 25,5% YoY mencapai Rp 3.231,7 triliun.

    • Qlola (Corporate Solution): Pengguna aktif tumbuh 41,3% YoY , dengan volume penjualan naik 33,9% YoY.


Tantangan dan Kekuatan Utama

  • Kekuatan:

    1. Pertumbuhan CASA yang Kuat: Pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 10,6% YoY menunjukkan keberhasilan fokus strategis pada pendanaan ritel.

    2. Stabilitas NIM: Imbal hasil (yield) pinjaman yang terjaga berhasil menopang stabilitas Net Interest Margin (NIM).

    3. Kinerja Anak Perusahaan: Pegadaian dan PNM menjadi pendorong utama profitabilitas dengan kontribusi 21,4% terhadap total Pendapatan Bunga Bersih (NII) grup.

  • Tantangan:

    1. Peningkatan NPL Mikro: NPL meningkat karena siklus pinjaman mikro, terutama dari pencairan Kupedes tahun 2023. Namun, kualitas kredit pada pinjaman yang lebih baru menunjukkan perbaikan.

    2. Biaya Kredit (Cost of Credit) yang Tinggi: Biaya kredit konsolidasi masih berada di level 3,4% (gross), di atas target, karena perlambatan pada portofolio mikro dan kecil.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dracin Istriku Tiga Takdirku Gila Yang Terjadi Setelah Liat Ini

  istriku tiga takdirku gila Hai gaes, pas lagi scrolling sos med biru tiba-tiba ada iklan dracin. Ceritanya kurang lebih kaya gini lah :  d...