Hai gaes, pas lagi scrolling sos med biru tiba-tiba ada iklan dracin. Ceritanya kurang lebih kaya gini lah :
di drama ini menceritakan seorang pria modern bernama Arsa yang secara tidak sengaja melakukan perjalanan waktu dan kembali ke zaman dinasti kuno (Dinasti Kina/Qin).
Sialnya, ia tiba di tengah-tengah kebijakan pemerintah yang memaksa semua pria lajang untuk segera menikah. Untuk bertahan hidup di era tersebut, Arsa akhirnya terpaksa (atau "beruntung") menikahi tiga wanita sekaligus. Cuman aku pikir2 dimana sih terpaksanya kalau harus menikahi 3 wanita cantik sekaligus wkwkwk.
Pemerannya :
Xie Ze Cheng sebagai Arsa Wira.
Wang Si Qi sebagai Lesti Sari.
Zhang Xinyuan sebagai Zira Gusti.
Liu Ji Yan sebagai Karin Hana.
Mas Arsa Wira ini tugasnya nyeneng2in istri2nya, kalau berhasil maka dia akan dapat sesuatu dari sistem portal yang kaya di game game gitu lah. Bisa nambah skill bisa dapat item juga.
Ya karena penasaran akhirnya aku download tuh aplikasi yang nayangin dracin ini secara eksklusif namanya drama box. Bisa login pake akun gmail jadi ga ribet lah daftarnya.
Cuman setelahnya sos med biru ku jadi bermunculan aplikasi2 serupa dan juga drama2 yang mirip kaya mas Arsa ini. Jadi modelnya ada kaya masuk dunia game gitu lah ke masa lalu.
Aku pribadi belum liat secara full, cuman katanya diujung ceritanya agak gantung dan pada nungguin season 2 nya. Apakah kalian udah pada nonton? Gimana tanggapan kalian?.
Hai gaes hari ini aku seneng banget karena tepat per hari ini tanggal 15 November 2025 aku kembali diterima program monetisasi di Youtube. Ternyata proses daftar kembali ini jauh lebih cepat ya. Hitungan jam aku udah berhasil divalidasi kembali untuk bisa monetisasi di Youtube.
Setelah aku lihat lihat lagi ternyata terakhir gajian dari Youtube itu Februari tahun 2021 alias udah 4 tahun yang lalu.
Setelah pandemi berakhir aku jadi super sibuk dengan kerjaan dan bener-bener kehabisan waktu dan ide buat ngonten. Baru bisa kembali ngonten sebulan terakhir ini. Daripada mulai dari awal ya kan, aku hidupkan lagi channel komentarku.com ini yang udah aku rintis sejak lama.
Tapi sayangnya harus jujur diakui kalau selama ini ga pernah eksekusi ide ngonten. Kebanyakan ide dikepala tapi ga dicoba buat direalisasikan. Akibatnya status monetisasi nya sempet dihapus sama Youtube. Aku jadi kehilangan penghasilan tambahan dari dunia digital. Walaupun ga gedhe tapi kan ya lumayan ya kalau ada pengahasilan tambahan wkwkwk.
Rencana ke depan aku bakalan ngisi konten di website, youtube dan sosial media lainnya dengan komentar pribadi seputar musik, produk fisik maupun digital, bisnis dan investasi. Untuk topik topik yang lain kayanya aku kurang percaya diri buat bahas, karena satu dan lain pertimbangan.
Terima kasih buat kalian semua yang tetap subscribe channel ini, tanpa kalian syarat monetisasi tidak akan terpenuhi. Mohon dukungannya buat channel ini ya, semoga bisa membuat konten yang bermanfaat buat orang banyak.
Untuk pertama kalinya aku ikut E-IPO dan hanya dapat 1 lot aja. Iya satu lot aja. Pejatahan ini lebih wow daripada e-ipo saham nya pak Prajogo Pangestu ya gaes. Sebenernya ada warrant dengan rasio 2:1, karena cuman dapat 1 lot jadi ga dapat warran.
Total dana yang didapat dari e-ipo ini adalah Rp 158,4 M buat beli 3 kapal baru. Ini adalah bisnis yang Indonesia banget karena negara kepulauan dan prospeknya memang cerah.
Dan saham ini berhasil ARA dua hari berturut turut. Aku pribadi udah jual di harga ARA hari kedua karena aku merasa harga sahamnya udah mahal banget dan pas hari jumat aku juga lumayan sibuk ga bisa mantau saham.
Bebearapa hal yang menarik perhatianku terkait perusahaan ini adalah :
1. Aku perhatikan yang unik adalah halaman web nya yang masih banyak coming soon bahkan setelah melantai di bursa saham.
2. Nama domain website nya juga panjang banget yaitu Pelayaranjayahidupbaru.com.
3. Pas wawancara di channelnya IDX para direkturnya kaya terbata bata ngomongnya, kaya perlu belajar publik speaking he3 . . .
Berikut adalah saham dengan dividen yield tertinggi kuartal 4 tahun 2025 di Indonesia versi komentarku :
5. BMRI
PT Bank Mandiri Tbk dengan TTM dividen sebesar Rp 466 dan harga saham Rp 4.470 maka dividen yieldnya adalah 10.4%. Pembayaran dividen berkelanjutan 20 kali.
4. PGAS
PT Perusahaan Gas Negara Tbk dengan TTM dividen sebesar Rp 182 dan harga saham Rp 1.700 maka dividen yieldnya adalah 10.7%. Pembayaran dividen berkelanjutan 4 kali.
3. PTBA
PT Bukit Asam Tbk dengan TTM dividen sebesar Rp 332 dan harga saham Rp 2.340 maka dividen yieldnya adalah 14.2%. Pembayaran dividen berkelanjutan 20 kali.
2. ITMG
PT Indo Tambangraya Megah Tbk dengan TTM dividen sebesar Rp 3.473 dan harga saham Rp 22.725 maka dividen yieldnya adalah 15.28%. Pembayaran dividen berkelanjutan 18 kali.
1. ADRO
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk dengan TTM Dividen sebesar Rp 273 dan harga saham Rp 1.785 maka besaran dividen yield nya adalah 15.29%. Pembayaran dividen berkelanjutan 17 kali.
Industri perbankan secara umum menghadapi pertumbuhan dana dan kredit yang terbatas. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) industri tercatat sebesar 3,8% YoY pada Mei 2025, sementara penyaluran kredit tumbuh 8,1% YoY.
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) industri yang cukup tinggi di level 90,3% menjadi salah satu faktor yang membatasi laju pertumbuhan kredit. Di sisi profitabilitas, margin bunga bersih (NIM) industri sedikit menurun ke 4,6% pada April 2025, namun Rasio Pengembalian Aset (ROA) dan Rasio Pengembalian Ekuitas (ROE) tetap tangguh, masing-masing di level 2,2% dan 14,8%.
Kinerja Keuangan BCA Semester 1 tahun 2025
BCA berhasil mencatatkan kinerja yang solid diparuh pertama tahun 2025 dengan laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasi mencapai Rp29 triliun, meningkat 8,0% YoY dari Rp26,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan operasional sebesar 7,8% YoY menjadi Rp56,2 triliun, yang terdiri dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp 42,5 triliun (naik 7,0% YoY) dan pendapatan non-bunga sebesar Rp13,7 triliun (naik 10,6% YoY).
Komparasi : kalau dibandingkan periode yang sama tahun 2024 pertumbuhan laba BCA melambat karena pada paruh pertama 2024 laba BBCA tumbuh 11,1%. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh tekanan pada margin bunga dan pertumbuhan pendapatan yang lebih terukur.
Beberapa rasio keuangan utama (hanya bank) menunjukkan efisiensi dan profitabilitas yang terjaga:
Net Interest Margin (NIM): Stabil di level 5,8%.
Return on Assets (ROA): Meningkat menjadi 4,1% dari 3,8%.
Return on Equity (ROE): Sedikit naik menjadi 25,2% dari 24,8%.
Cost to Income Ratio (CIR): Membaik menjadi 29,1% dari 30,5%.
Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga
Total penyaluran kredit BCA secara konsolidasi tumbuh 12,9% YoY mencapai Rp959 triliun per Juni 2025. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh segmen bisnis. Berikut rinciannya:
Kredit Korporasi: Naik 16,1% YoY menjadi Rp451,8 triliun.
Kredit Komersial: Tumbuh 12,6% YoY menjadi Rp143,6 triliun.
Kredit UKM: Meningkat 11,1% YoY menjadi Rp127,0 triliun.
Kredit Konsumer: Tumbuh 7,6% YoY menjadi Rp226,4 triliun , dengan KPR naik 8,4% YoY.
Funding
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 5,7% YoY menjadi Rp1.190 triliun. Komposisi dana murah (CASA) tetap dominan, tumbuh 7,3% YoY menjadi Rp982 triliun dan menyumbang 82,5% dari total DPK per Juni 2025. Pertumbuhan CASA ini melampaui rata-rata industri yang berada diangka 4,8%.
Transformasi Digital dan Inovasi
BCA terus memperkuat ekosistem digitalnya. Volume transaksi melalui mobile dan internet banking tumbuh 19% YoY pada 1H25. Aplikasi myBCA, yang diluncurkan sejak 2021, mengalami peningkatan jumlah pengguna lebih dari dua kali lipat secara tahunan.
BCA juga terus memperkaya fitur di myBCA, seperti Forex Pockets, Cross-border QR, dan akses ke portofolio BCA Sekuritas untuk meningkatkan pengalaman nasabah. Di segmen bisnis, BCA meluncurkan myBCA Bisnis sebagai platform perbankan bisnis generasi baru.
Keuangan Berkelanjutan dan ESG
BCA menunjukkan komitmen kuat pada praktik berkelanjutan. Portofolio pembiayaan berkelanjutan tumbuh 21,1% YoY mencapai Rp240 triliun, atau setara dengan 24,9% dari total portofolio pinjaman bank per Juni 2025. Inisiatif ini mencakup pembiayaan kendaraan listrik (EV) yang tumbuh 118% YoY,
Sustainability Linked Loan, dan investasi pada obligasi korporasi hijau. Selain itu, BCA aktif mendukung UMKM melalui berbagai program, termasuk Bangga Lokal yang telah membina lebih dari 1.400 UMKM.
Kesimpulan: Resiliensi Melalui Kehati-hatian
Kinerja BCA pada H1 2025 adalah sebuah contoh utama dari praktik perbankan yang pruden dalam lingkungan yang sulit. Moderasi dalam pertumbuhan bukanlah tanda kelemahan, melainkan cerminan dari strategi yang disengaja dan sadar akan risiko.
Kekuatan inti bank—waralaba pendanaan, kualitas aset, dan efisiensi operasional—menyediakan benteng pertahanan yang tangguh. Kekuatan ini seharusnya memungkinkan BCA untuk terus memberikan hasil yang solid, meskipun tidak spektakuler, dalam menghadapi periode yang menantang di masa depan.
Secara keseluruhan, BBRI menunjukkan pertumbuhan pada aset, pinjaman, dan dana pihak ketiga. Namun, laba bersih mengalami penurunan yang disebabkan oleh peningkatan biaya provisi (pencadangan) dan biaya operasional.
Laba Bersih: Laba bersih konsolidasi turun 11,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 26,5 triliun.
Total Aset: Aset tumbuh sebesar 6,5% YoY mencapai Rp 2.106,4 triliun.
Pinjaman & Pembiayaan: Total pinjaman yang disalurkan naik 6,0% YoY menjadi Rp 1.416,6 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK): DPK meningkat 6,7% YoY menjadi Rp 1.482,1 triliun, didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 10,6% YoY.
Pendapatan Operasional (PPOP): Laba Operasional Sebelum Provisi naik tipis 2,2% YoY menjadi Rp 58,3 triliun.
Rasio Kunci:
Net Interest Margin (NIM): Sedikit terkoreksi menjadi 7,8%.
Return on Equity (ROE): Turun menjadi 16,6% dari 19,2% di periode yang sama tahun sebelumnya.
Capital Adequacy Ratio (CAR): Tetap kuat di level 25,0%.
Income Statement BBRI Q2 2025
Kualitas Aset
Kualitas aset menjadi tantangan utama, terutama pada segmen mikro, yang menyebabkan peningkatan biaya kredit (Cost of Credit).
Non-Performing Loan (NPL) Gross: Rasio NPL konsolidasi stabil di angka 3,04%. Namun, NPL di segmen Mikro mengalami kenaikan menjadi 3,86%.
Loan at Risk (LAR): Rasio LAR (termasuk pinjaman restrukturisasi) menunjukkan perbaikan, turun menjadi 10,80%.
NPL Coverage: Rasio pencadangan terhadap NPL tetap sangat tinggi, yaitu sebesar 188,84%, menunjukkan langkah antisipatif yang kuat.
Biaya Provisi: Beban provisi (pencadangan kerugian kredit) meningkat signifikan sebesar 25,8% YoY menjadi Rp 23,3 triliun.
Kinerja Segmen Bisnis
Pertumbuhan pinjaman didominasi oleh segmen korporasi dan konsumer, sementara segmen mikro menunjukkan perlambatan. Kinerja anak perusahaan, khususnya Pegadaian, menjadi penopang utama.
Pertumbuhan Pinjaman per Segmen (YoY):
Korporasi: Tumbuh paling tinggi sebesar 15,6%.
Konsumer: Naik 9,4%.
SME (UMKM): Tumbuh 2,0%.
Mikro: Tumbuh 1,6%.
Ekosistem Ultra Mikro (UMi): Total pinjaman di ekosistem UMi (BRI, Pegadaian, PNM) mencapai Rp 631,9 triliun, tumbuh 1,5% YoY. Pertumbuhan ini didorong oleh Pegadaian (+31,8% YoY) dan PNM (+2,9% YoY), sementara pinjaman Mikro BRI sendiri turun 3,3%.
Kinerja Digital:
BRImo: Pengguna aktif bulanan naik 24,0% YoY menjadi 19,3 juta. Nilai transaksi juga tumbuh 25,5% YoY mencapai Rp 3.231,7 triliun.
Qlola (Corporate Solution): Pengguna aktif tumbuh 41,3% YoY , dengan volume penjualan naik 33,9% YoY.
Tantangan dan Kekuatan Utama
Kekuatan:
Pertumbuhan CASA yang Kuat: Pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 10,6% YoY menunjukkan keberhasilan fokus strategis pada pendanaan ritel.
Stabilitas NIM: Imbal hasil (yield) pinjaman yang terjaga berhasil menopang stabilitas Net Interest Margin (NIM).
Kinerja Anak Perusahaan: Pegadaian dan PNM menjadi pendorong utama profitabilitas dengan kontribusi 21,4% terhadap total Pendapatan Bunga Bersih (NII) grup.
Tantangan:
Peningkatan NPL Mikro: NPL meningkat karena siklus pinjaman mikro, terutama dari pencairan Kupedes tahun 2023. Namun, kualitas kredit pada pinjaman yang lebih baru menunjukkan perbaikan.
Biaya Kredit (Cost of Credit) yang Tinggi: Biaya kredit konsolidasi masih berada di level 3,4% (gross), di atas target, karena perlambatan pada portofolio mikro dan kecil.